Sunday, September 8, 2013

Mengenal Batik

Batik tentu bukan hal yang asing lagi bagi kita, banyak baju, selimut, seprai, taplak meja, tas dan ikat kepala yang menggunakan motif batik. Bahkan saat ini penggunaan motif batik tidak hanya terbatas pada kain. Motif batik juga banyak digunakan untuk benda-benda kerajinan dari bahan kayu, perak, dan kertas. Pengertian batik sebagaimana yang tercantum dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah corak atau gambar (pada kain) yang pembuatannya secara khusus dengan menerakan malam kemudian pengelolaannya diproses dengan cara tertentu. Pada pembuatan batik terdapat kain sebagai bahan yang akan diberi motif (gambar), malam sebagai bahan untuk membuat motif sekaligus sebagai perintang maksudnya warna kedalam serat-serat kain, kemudian bahan warna untuk mewarnai kain. Namun kalau ditinjau prosedurnya teknik pembuatan kain batik tidak lain adalah teknik “celup rintang”. Maksudnya motif yang dibuat dari bahan-bahan yang dapat merintang warna masuk kedalam serat kain pada waktu dicelup kedalam bahan warna. Setelah bahan perintang warna tersebut dibuang maka akan terlihat motif yang akan dirancang. Pada kenyataannya motif yang terjadi adakalanya menyimpang secara unik dari motif yang dirancang. Inilah yang menjadikan batik menjadi suatu bentuk kerajinan yang khas, yang apad kerajinan lain tidak terdapat. Batik merupakan kerajinan yang memiliki nilai seni tinggi dan telah menjadi bagian dari budaya Indonesia (khususnya Jawa) sejak lama. Pengertian Batik, secara terminologi, kata “batik” berasal dari gabungan dua kata Bahasa Jawa: “amba”, yang bermakna “menulis” dan “titik” yang bermakna “titik”.
Sebagai salah satu cara pembuatan pakaian, batik memiliki dua pemahaman, yaitu: Pemahaman Teknik, dan Pemahaman Motif. Dari segi teknis, pembuatan batik mengacu pada teknik pewarnaan kain dengan menggunakan canting atau cap dan pencelupan kain dengan menggunakan bahan perintang warna corak “malam” (wax) yang diaplikasikan di atas kain, sehingga menahan masuknya bahan pewarna. Dalam literatur internasional, teknik ini dikenal sebagai wax-resist dyeing. Sedang pemahaman batik dari segi motif, bahwa kain atau busana yang dibuat dengan teknik tersebut, menggunakan motif tertentu yang memiliki ciri khas. Bahkan pada beberapa motif batik terdapat nilai filosofi tertentu. Berangkat dari dua pemahaman pengertian batik tersebut batik terus mengalami perkembangan dari waktu ke waktu
Menurut sifatnya ada dua jenis motif batik, yaitu motif batik geometris dan motif batik non geometris. Motis non geometris juga bisa disebut dengan motif natiralis. Membatik diartikan sebagai proses pembuatan motif ragam hias pada kain dengan perintangan. Adapun ciri khas batik ialah penggambaran motif dalam bentuk negatif dan klise. Motif dalam bentuk klise dapat diciptakan dalam berbagai cara. Cara-cara tersebut adalah sebagai berikut:
  • merintangi sebagian pola dengan alat canting tradisional (canting tulis)
  • merintangi sebagian pola dengan alat canting cap.
  • merintangi dengan pengikatan (teknik celup ikat)
Bagaimana semua teknik tersebut dapat menghasilkan motif dalam bentuk negatif dan klise? Sebagian motif atau pola batik pada kain diikat atau ditutup lilin, baik dengan canting tradisional atau dengan canting cap. Kemudian kain dicelupkan ke dalam larutan pewarna. Bagian kain yang diikat atau ditutup lilin  tidak akan terkena pewarna. Setelah proses penghilangan lilin atau ikatan kain dibuka, bagian tersebut tetap berwarna putih atau berwarna sebelum proses pencelupan. Motif inilah yang disebut motif dalam bentuk negatif atau klise. 

1. Teknik Canting Tulis
Teknik canting tulis adalah teknik membatik dengan menggunakan alat yang disebut dengan canting (jawa). Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan yang khas digunakan untuk membuat batik tulis. Canting tradisional untuk membatik adalah alat kecil yang terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya. Canting terbuat dari tembaga ringan dan berbentuk seperti teko kecil dengan corong diujungnya. Canting berfungsi untuk menorehkan cairan malam pada sebagian pola. Saat kain dimasukkan kedalam larutan pewarna, bagian yang tertutup malam tidak terkena warna. Membatik dengan canting tulis disebut teknik membatik tradisional.

Sebuah canting terdiri dari:
- Nyamplung: tempat tampungan cairan malam, terbuat dari tembaga.
- Cucuk: tergabung dengan nyamplung, adalah tempat keluarnya cairan malam panas saat menulis batik.
- Gagang: pegangan canting, umumnya terbuat dari bambu atau kayu.
Ukuran canting dapat bermacam-macam sesuai besar kecilnya lukisan batik yang akan dibuat. Saat digunakan, pengrajin memegang canting seperti menggunakan pena, mengisi nyamplung dengan malam cair dari wajan tempat memanaskan malam tersebut. Pengrajin kemudian meniup cairan malam panas dalam nyamplung untuk menurunkan suhunya sedikit, kemudian melukiskan malam yang keluar dari cucuk tersebut di atas gambar motif batik yang sebelumnya telah dilukis dengan pensil.

2. Teknik Ikat Celup
Teknik ikat celup merupakan pembuatan motif pada kain dengan cara mengikat sebagian kain, kemudian dicelupkan kedalam larutan pewarna. Setelah diangkat dari larutan pewarna dan ikatan dibuka, bagian yang diikat tidak terkena warna. Batik celup ikat adalah batik yang dibuat tanpa menggunakan malam sebagai bahan perintang akan tetapi menggunakan tali yang diikatkan pada kain yang berfungsi merintangi warna masuk keserat kain. Tali dibuka setelah pencelupan selesai. Karena ikatan tali pada kain akan timbul motif tertentu. Bentuk motif yang terjadi terbatas pada kemungkinan bentuk ikatan tali tersebut.

1. Bahan Batik Celup Ikat
a. Kain putih (Mori)
Kata mori mungkin berasal dari “Bombyx mori” yaitu suatu jenis ulat sutera yang menghasilkan sutera putih dan halus. Jenis-jenis mori adalah:
• Mori Primissima
Adalah mori yang paling halus dari keempat jenis mori tersebut. Jenis mori ini berasal dari belanda, Jepang, dan Indonesia. Mori primissima ini sudah diproduksi di Indonesia sejak tahun 1970, yang dibuat oleh pabrik PT.Primissima. mori primissima ini diperdagangkan dalam bentuk gulungan.
• Mori Prima
Adalah mori yang kualitasnya dibawah moro primissima. Mori ini diimpor dari Belanda dan Jepang.
• Mori Biru
Adalah mori yang mempunyai ketiga dari mori primissima dan prima. Oleh karena itu jenis mori ini termasuk mori yang kasar.
• Mori Blaco
Adalah jenis mori yang paling kasar.dengan kata lain kain ini berkualitas nomor empat. Mori blaco lebih tebal dibandingkan dengan jenis mori primissima, prima, dan biru dan warnanya putih kecoklat-coklatan.
b. Wantek
c. Air
d. Garam
e. panci
f. kompor

2. Cara Membuat Batik Ikat Celup.
Langkah yang pertama :
1. Membuat motif bunga
2. Menjahit motif tersebut dengan teknik menjelujur
3. Menarik motif tersebut
4. Mengikat motif tersebut menggunakan tali rapiah
5. Ulangi sampai motif yang lain
Langkah yang kedua:
1. Mengikat kelereng dengan tali rapiah
2. Ulangi ikat kelereng sampai tiga kali
3. Dan seterusnya pada bagian yang lain

Langakah ketiga:
1. Rendam baju yang bermotif tersebut kedalam air bersih agar tidak kaku selama 5 menit
2. Angkat baju dari rendaman tersebut lalu ditiriskan
3. Panaskan air kedalam wajan sampai mendidih
4. Tuangkan 2 bungkus wantek kuning kedalam air tersebut
5. Aduk-aduk
6. Angkat wajan tersebut
7. Masukan baju kedalam wajan yang sudah dituangkan wantek
8. Diamkan selama 1 jam sampai dingin
9. Angkat baju tersebut dari wajan yang berisi air wantek
10. Bilas kedalam ember yang berisi air bersih
11. Lalu keringkan dicahaya matahari

Langkah yang keempat:
1. Setelah baju sudah kering langkah selanjutnya mewarnai moti bunga pada baju dengan warna coklat
2. Masukan air kedalam wajan
3. Panaskan sampai mendidih
4. Tuangkan wantek yang berwarna coklat
5. Celupkan motip pada baju tersebut
6. Bilas dengan air bersih
7. Lalu keringkan kembali
8. Setelah kering buka ikatan pada motif tersebut

3. Teknik Printing
Teknik printing atau cap merupakan cara pembuatan motif batik menggunakan canting cap. Canting cap merupakan kepingan logam atau plat besi berisi gambar yang agak menonjol. Permukaan canting cap yang menonjol dicelupkan kedalam cairan malam, selanjutnya canting cap dicapkan pada kain. Canting cap akan meninggalkan motif, motif inilah yang disebut klise. Canting cap membuat proses pemalaman lebih cepat, oleh karena itu teknik printing dapat menghasilkan batik yang lebih banyak dalam waktu yang singkat.

Berikut ini adalah peralatan yang digunakan:

1. desain dalam ukuran satu bahan, dengan ukuran 2×1 meter
2. plankan (sejenis alat cetak). Plankan yang digunakan untuk batik adalah plankan dengan pori-pori lebih besar, berbeda dengan plankan untuk spanduk atau kaos.
3. pewarna
4. kain mori
5. valet

Langkah pembuatan:

1. Siapkan desain
2. cetak desain dalam plankan. Jumlah plankan yang dibutuhkan adalah sesuai dengan jumlah warna yang akan digunakan.
3. Siapkan kain mori dasar yang akan disablon, dengan posisi kain mori yang kencang.
4. Letakkan plankan di atas kain, lalu tuangkan pewarna dan tarik pewarna dari ujung plankan ke ujung plankan lainnya dengan valet.
5. Keringkan kain mori yang telah diberikan warna.
6. Ulangi langkah di atas, untuk setiap perbedaan warna dan desain.

Berbeda dengan batik cap, batik sablon printing ini hanya satu sisi kain mori saja yang mengalami proses pewarnaan. Sehingga warna dari batik sablon printing ini relatif lebih mudah pudar. Dengan teknik pembuatan yang bisa dikatakan tidak rumit, maka jenis batik ini dapat diproduksi dalam jumlah besar karena tidak melalui proses penempelan lilin dan pencelupan seperti batik pada umumnya. Kelebihan dari batik sablon printing adalah kecepatan dalam produksinya, karena sekali cetak satu warna hanya membutuhkan waktu 5 menit dengan hasil sesuai dengan ukuran plangkan yang digunakan. Selain itu motif batiknya juga bisa lebih detail. Teknik batik sablon printing umumnya digunakan oleh produsen batik untuk memenuhi seragam dalam jumlah yang cukup besar, sehingga biaya produksinya bisa lebih hemat.

4. Teknik Colet
Motif batik juga dapat dibuat dengan teknik colet, motif yang dihasilkan dengan teknik ini tidak berupa klise. Teknik colet biasa disebut juga dengan teknik lukis, merupakan cara mewarnai pola batik dengan cara mengoleskan cat atau pewarna kain jenis tertentu pada pola batik dengan alat khusus atau kuas. 

No comments:

Post a Comment